top of page

 Perlukah Kita Berlutut Ketika Melamar Perkahwinan? 

Oleh Nicolas | 27 Disember 2023 

Permohonan perkahwinan adalah langkah besar dalam kehidupan banyak pasangan, seringkali dilihat sebagai detik paling sihir dalam cerita bersama mereka. Peristiwa ini merentasi budaya dan zaman, menandai awal sebuah bab baru dalam hubungan. Di jantung momen penting ini, yang sarat dengan emosi dan simbolik, terdapat sebuah tindakan ritus yang abadi: melutut. Tindakan ini menimbulkan banyak pertanyaan, membangkitkan perdebatan, dan terkadang kegelisahan. Apakah perlu untuk berlutut ketika mengajukan pertanyaan penting ini? Dan jika iya, mengapa?

 

Asal sejarah berlutut

Meletakkan satu lutut ke tanah semasa membuat lamaran perkahwinan

 

Asal usul berlutut dalam lamaran perkahwinan berasal dari era pertengahan, suatu masa di mana ritual dan simbolisme memegang peranan penting. Di zaman pertengahan, para ksatria diangkat gelarnya oleh raja atau ratu, dan mereka menunjukkan kesetiaan dan penghormatan kepada penguasa mereka dengan cara berlutut. Gestur ini adalah lambang kesetiaan dan penghormatan kepada otoritas yang lebih tinggi.

 

Untuk mengerti kepentingan berlutut dalam proses lamaran perkahwinan, kita perlu melihat ke masa lalu, ke zaman ketika perkahwinan lebih ditentukan oleh logika daripada romantisme. Pada masa itu, perkahwinan bukanlah tentang cinta, melainkan tentang aliansi politik, ekonomi, sosial, dan keluarga. Pilihan sering kali tidak ada di tangan individu, dengan keluarga yang merundingkan dan menetapkan masa depan perkahwinan mereka.

 

Perkahwinan seringkali diatur untuk memperkuat hubungan antar keluarga, menggabungkan kekuatan, harta, dan wilayah, atau untuk menjaga kepentingan finansial. Wanita, walaupun kadang-kadang memiliki sedikit kebebasan, sering tidak memiliki suara dalam memilih pasangan hidup mereka. Keputusan itu berada di tangan kepala keluarga, yang bernegosiasi dengan keluarga lain untuk memastikan stabilitas finansial dan sosial keturunannya.

 

Lamaran perkahwinan adalah transaksi yang berdasarkan konsep "manus" (tangan), yang melambangkan kuasa hukum ayah atas putrinya. Dengan meminta tangan wanita tersebut, calon suami mengambil alih kuasa tersebut. Ini menandakan perubahan besar dalam kehidupan wanita tersebut, dari menjadi bagian dari keluarga ayahnya menjadi bagian dari keluarga suaminya. Dengan demikian, ayah secara resmi memindahkan kuasa hukum yang dia miliki atas putrinya kepada calon menantunya. Pemindahan simbolik ini disertai dengan penglibatan yang lebih besar dalam kehidupan wanita muda tersebut, yang kini menjadi anggota resmi dari keluarga suaminya.

 

Aksi berlutut, sebagai bentuk penghormatan kepada raja atau ratu di era pertengahan, telah diterapkan dalam ritual "manus" ini. Dengan berlutut di hadapan kekasihnya, seorang pria menyatakan penghormatan, kesetiaan, dan komitmennya kepadanya, mengadopsi gestur yang pada zaman dahulu merupakan tanda kesetiaan kepada otoritas yang lebih tinggi.

Perkembangan menuju romantisme dan cinta yang dalam

Meletakkan satu lutut ke tanah semasa membuat lamaran perkahwinan

 

Sepanjang masa, nasib baik perkahwinan telah berubah menjadi ungkapan cinta yang lebih puitis. Lamaran perkahwinan kini bukan lagi sekadar transaksi komersial, tetapi perayaan cinta yang dalam antara dua insan.

 

Tradisi berlutut ketika melamar, bertahan bukan hanya kerana warisannya yang bersejarah, tetapi juga kerana simbolisme yang kekal abadi. Berlutut, yang pada awalnya merupakan simbol kepatuhan, kini menjadi tindakan yang mengandungi makna lebih dari sekadar kata-kata. Ini adalah cara untuk menunjukkan kepada pasangan kita rasa hormat, pengabdian mendalam, dan komitmen yang ikhlas.

 

Survei oleh The Knot menunjukkan bahwa, walaupun pemikiran masyarakat telah berkembang, 87% lamaran perkahwinan pada tahun 2022 masih memelihara tradisi berlutut. Statistik ini menggarisbawahi kelangsungan praktik ini dalam masyarakat moden, menandakan bahawa ia tetap menjadi pilihan yang disukai oleh banyak pasangan.

 

Aksi meletakkan satu lutut ke tanah, yang kaya dengan simbolisme dalam dan mampu memunculkan emosi yang tidak terkatakan, adalah gerakan yang sangat kami anjurkan untuk dipertimbangkan. Pastinya, saat seorang lelaki berlutut, emosi yang membanjiri kekasihnya mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Anda mungkin telah menyaksikan di media sosial atau di film reaksi yang hampir universal: di hadapan lutut yang berlutut, wanita muda itu merasa terharu, menutup mulutnya dengan satu atau dua tangan dalam keadaan tercengang. Dia menyadari bahwa momen paling mengesankan dalam hidupnya telah tiba, dan dia menantikan dengan penuh antisipasi kata-kata ajaib dari pasangannya. Jangan sia-siakan momen luar biasa ini, yang akan meninggalkan jejak abadi dalam hati kalian berdua!

 

Untuk itu, kami mengajak Anda untuk mengeksplorasi ratusan cerita dari pasangan yang mempercayakan kami dalam merencanakan lamaran perkahwinan mereka di Paris. Sebagai informasi, semua dari mereka berlutut saat melamar!

Lutut kiri atau lutut kanan?

Berlutut semasa melamar perkahwinan

 

Seperti yang telah kita ketahui, tradisi berlutut ini bermula dari Zaman Pertengahan, era di mana ritual-ritual kesatriaan sangat berpengaruh dalam masyarakat. Tindakan berlutut pada asalnya merupakan simbol penghormatan kepada raja atau ratu. Apabila seseorang lelaki diangkat menjadi ksatria oleh sebuah otoriti yang lebih tinggi, dia akan meletakkan satu lutut ke bumi sebagai tanda hormat, kepatuhan, dan setia kepada figur kerajaan tersebut. Adalah lutut kiri yang biasanya diletakkan ke tanah. Pemilihan khusus lutut kiri ini berakar dari konteks keagamaan pada waktu itu: lutut kanan secara eksklusif diperuntukkan untuk Tuhan dalam upacara keagamaan. Jadi, berlutut dengan lutut kiri di depan raja merupakan cara untuk menunjukkan bahawa tindakan setia kepada penguasa berbeda dari devosi keagamaan. Pada masa di mana agama sangat dominan, berlutut dengan lutut kanan di luar konteks keagamaan dilihat sebagai tindakan yang menistakan.

 

Lama kelamaan, praktik ini berpindah ke konteks lamaran perkahwinan. Berlutut di hadapan pasangan dengan lutut kiri menjadi cara untuk menandakan bahwa tindakan ini dipersembahkan untuk cinta dan dedikasi kepada pasangan wanita, bukan kepada entiti ilahi.

 

 

Maka, berlutut dengan lutut kiri kini menjadi cara untuk menunjukkan penghormatan yang mendalam, ikatan total, dan kesetiaan kepada orang yang kita cintai. Ini adalah gestur yang dipenuhi dengan keanggunan, diwarisi dari tradisi kesatriaan yang bertahan melalui zaman.

 

Di sisi lain, berlutut dengan lutut kanan saat ini bisa dianggap masih mempertahankan makna keagamaannya. Lutut kanan di bumi dikaitkan dengan doa, kerendahan hati, dan penghormatan kepada yang Maha Kuasa. Dimensi simbolik ini mengukuhkan gagasan bahwa lamaran perkahwinan bukan hanya sebuah janji kepada individu lain, tetapi juga kepada prinsip-prinsip yang lebih luas.

 

Apakah Anda memilih lutut kiri atau kanan saat melamar, biarkan diri Anda dipenuhi oleh spontanitas. Emosi kuat dan mengharukan yang akan memenuhi saat itu akan mengatasi segala rencana yang mungkin telah Anda siapkan sebelumnya!

Merancang penampilan cincin

Berlutut semasa melamar perkahwinan

 

Ketika Anda berada pada satu lutut dan mengeluarkan kotak yang menyimpan cincin tunangan dari poket Anda, itulah detiknya. Jangan takut untuk berimprovisasi.

 

Cincin tunangan, lambang keindahan dari sebuah janji masa depan, merupakan elemen penting dalam setiap lamaran perkahwinan. Memilih cincin yang ideal adalah tahap penting yang melibatkan estetika, simbolisme, dan personaliti. Mengetahui ukuran dan gaya yang disukai pasangan anda adalah kritikal. Pilihlah cincin yang mencerminkan personaliti pasangan serta komitmen bersama anda.

 

Cincin tunangan bukan sekadar asesoris, melainkan deklarasi cinta dan sebuah janji. Pilihan cincin sangat penting kerana ia akan dipakai setiap hari sebagai pengingat kasih antara anda berdua.

 

Setiap wanita mempunyai gayanya tersendiri. Amati gaya pakaian, perhiasan yang sudah ada, dan kesukaan estetik dari pasangan anda. Pilihlah cincin yang sesuai dengan selera pribadinya.

 

Entah itu emas putih, emas kuning, platina, atau emas rose, pilihan logam berharga menentukan kesan umum dari cincin. Pertimbangkan logam yang biasa dipakai pasangan Anda sehari-hari.

 

Untuk batu permata, berlian memang pilihan tradisional, namun banyak pilihan lainnya. Batu permata berwarna, seperti safir atau zamrud, menambah kesan unik. Pertimbangkan arti pribadi dari batu tersebut.

 

Ukuran dan bentuk dari berlian atau batu permata juga sangat penting. Pilihlah yang sesuai dengan gaya hidup pasangan Anda dan yang memperindah tangan beliau.

 

Berkenaan dengan anggaran, tentukan batasan yang realistis. Kualitas tidak harus dikorbankan demi ukuran. Sebuah perhiasan yang dirancang dengan baik dan berkualitas seringkali lebih bernilai daripada ukuran karat yang besar.

 

Untuk memilih cincin tunangan Anda dengan hati-hati, kami mengundang Anda untuk membaca artikel lengkap yang telah kami siapkan mengenai topik ini.

 

Meneroka dunia lamaran perkahwinan, dengan tradisi dan simboliknya, ibarat terhanyut dalam keseronokan sebuah kisah yang memikat. Berlutut, sebuah tindakan yang telah berusia ribuan tahun dan melampaui zaman, berdiri sebagai simbol keikhlasan dan cinta yang dalam. Paris, bandar cinta, menyediakan latar yang sempurna untuk memeterai komitmen anda. Terokai petua eksklusif dan idea romantis kami dengan membaca artikel lain dalam "panduan terunggul kami untuk lamaran perkahwinan yang sempurna di Paris". Kami menyediakan lebih banyak lagi tips berharga untuk membuat lamaran perkahwinan anda menjadi saat yang paling indah dalam hidup anda!

bottom of page